ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

Apa Pentingnya Asesmen Nasional dalam Upaya Penguatan Kompetensi Pembelajar Sepanjang Hayat?

02/02/2024

   


 Sumber foto : Webinar Sidina Community x Kemdikbudristek

Kecakapan hidup Abad 21 saat ini terdiri atas 4 hal :
  • Belajar untuk mengetahui
  • Belajar untuk melakukan
  • Belajar untuk menjadi
  • Belajar untuk hidup bersama
Menyadari hal tersebut, pemerintah saat ini melalui Kemdikbudristek memberlakukan Asesmen Nasional, bukan lagi Ujian Nasional (UN). Ketika zaman sekolah dulu, UN menjadi salah satu momok yang menakutkan bagi siswa termasuk saya. Hasil belajar tiga tahun sangat di tentukan oleh ujian selama 3 hari dan itu cukup membuat stres tidak hanya siswa, tapi juga orang tua. Dengan demikian saya sangat menyambut baik Asesmen Nasional ini, karena fokus kepada pemetaan kualitas pembelajaran di sekolah. 

Asesmen Nasional merupakan penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, maupun program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Penilaian mutu satuan pendidikan tersebut berlandaskan pada hasil belajar murid yang meliputi Asesmen Kompetensi Miminuam yang terdiri dari literasi dan numerasi, survey karakter dan survey lingkungan belajar (Sulingjar). Asesmen Nasional ini diharapkan bisa mendorong semua pihak untuk melakukan perbaikan terus menerus demi terciptanya kompetensi siswa yang menjadi pembelajar sepanjang hayat. Berbeda dengan UN yang sangat menilai kompetensi siswa di akhir jenjang pendidikan bahkan menjadi syarat siswa untuk jenjang pendidikan berikutnya. 

Karena berfokus kepada pemetaan kualitas pembelajaran di sekolah, tidak semua siswa diikutsertakan dalam AN. Siswa dipilih acak oleh Dinas Pendidikan setempat namun di kroscek terlebih dahulu, seperti memastikan apakah siswa tersebut benar berada di Dapodik yang tertera. Jenjang pendidikan siswa yang mengerjakan AN yakni pada kelas 5 SD, SMP Kelas 8, dan SMA kelas 11.

Perlu digarisbawahi bahwa AN ini merupakan evaluasi sistem, sehingga tidak memiliki konsekuensi tertentu terhadap murid peserta AN. Hasil dari AN ini akan tercermin di Rapor Pendidikan sekolah dan berfungsi untuk perbaikan proses pembelajaran dan pengelolaan satuan pendidikan, sehingga bermuara pada upaya peningkatan karakter dan kompetensi peserta didik. 

Salah satu kabar yang sangat membanggakan adalah cerita dari sebuah sekolah SDN di Kabupaten Bandung yang Rapor Pendidikan dalam bidang literasinya membaik nilainya setelah melibatkan #IbuPenggerak, dalam hal ini saya melihat bahwa dibutuhkan keterlibatan pihak orang tua untuk bersama meningkatkan kualitas pembelajaran di satuan pendidikan. 

Dua komponen utama literasi dalam AN yaitu literasi membaca dan literasi numerasi. Melalui literasi membaca, diharapkan para siswa tak hanya mampu membaca semata tetapi juga mengembangkan daya nalar kritisnya. Nalar kritis ini sebagai salah satu komponen dalam Profil Pelajar Pancasila berguna untuk penguatan kompetensi pemelajar anak sepanjang hayat. Sehingga tolak ukur bukan lagi pada melulu hapalan yang dulu banyak dilakukan oleh siswa. Saya ingat sekali ketika sekolah, banyak hal yang jatohnya hapalan yang terkadang saya sendiri tidak memahami artinya. Saya melihat soal-soal dalam AKM relate dengan kondisi kehidupan di masyarakat dan melatih nalar kritis. 

Dengan kata lain Asesmen Nasional mempersiapkan siswa untuk kecakapan hidup di masa yang mereka hadapi saat ini dan kedepannya. Seperti kita tahu, kemajuan teknologi termasuk AI disisi lain menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak kita. Diharapkan anak-anak Indonesia bisa lebih berfikir kreatif, kolaboratif, kritis dan kemampuan literasi yang semakin baik. aamiin


Share This :
Susi Sukaesih

Hai semua! Pendidikan masih menjadi senjata ampuh untuk memutus rantai kemiskinan. Yuk belajar dan berbagi bersama gerakan #IbuPenggerak. Saya Susi, Ibu 2 putra. Founder Sidina Corp (Sidina Community & Sidina ID)

0 komentar